Bab 8
Gerakan tangan suamiku pun terhenti sesaat. Wajahnya terlihat sedikit panik, tapi dia langsung menyembunyikan kepanikan itu.
Dia lalu tersenyum misterius dan berkata, "Kok kamu tahu kalau aku bawa hadiah buat kamu?"
Usai bicara begitu, dia terus menatap wajahku seolah ingin mencari tahu sesuatu.
Aku tersenyum tipis. Kalau dia memang masih belum mau jujur, tunggu saja sampai hari di mana kebenaran akan terungkap.
Yang penting, aku sudah memberinya kesempatan.
Jika dia mau jujur di awal, kami mungkin masih bisa berpisah secara baik-baik.
Tapi kalau sudah sejauh ini, aku juga jadi tidak ragu lagi.
Saat dia pergi bekerja, aku mengeluarkan kamera tersembunyi yang sudah kubeli sebelumnya. Aku lalu sengaja meletakkannya di tempat tersembunyi yang ada di ruang tamu dan kamar.
Karena aku masih belum punya bukti apa-apa soal perselingkuhannya, aku akan menciptakan bukti-bukti itu sendiri.
Aku baru bisa lebih unggul dalam perebutan harta gono-gini serta hak asuh anak jika bisa menemukan bukti per

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda