Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 3

"Sayang, kita harusnya mulai membeli beberapa perlengkapan bayi. Kalau kita benar-benar memiliki anak nanti, kita juga akan membutuhkannya," kataku. "Hm? Terserah kamu saja," balas Jason. Stella sedang berjinjit untuk mengelap lemari. Ujung roknya sedikit terangkat, memperlihatkan garis pahanya yang proporsional. Mata Jason seolah menempel di sana, bahkan butuh waktu lama baginya untuk menjawab pertanyaanku. "Baiklah, kalau begitu aku akan membelinya hari ini. Lalu, sore ini aku akan merombak rumah sedikit," ujarku. Aku pergi untuk membeli kamera monitor bayi, lalu memasangnya di setiap sudut rumah. Dengan begitu, aku bisa melihat setiap gerakan mereka meski aku tidak berada di rumah. "Teman-teman wanitaku mengajakku keluar untuk bersenang-senang bersama. Aku baru bisa pulang besok malam." Aku sengaja muncul di depan mereka berdua sambil membawa koper. "Kenapa mendadak sekali? Kamu tiba-tiba langsung pergi begitu saja." Jason melirik Stella dengan sangat cepat, lalu bertanya dengan nada yang seolah menyesal. "Teman lamaku dari Kota Sanar sudah kembali. Aku pergi dulu. Kalau nggak, aku akan terlambat," jelasku. Aku menarik koper sambil membuka pintu rumah, bahkan mengendarai mobilku pergi dengan sengaja. Sebenarnya, aku hanya menyewa kamar di hotel dekat rumah. Begitu sampai di dalam kamar hotel, aku langsung membuka rekaman video monitor di ponselku. Jason sedang bekerja di depan komputer, sementara Stella melayani di sampingnya. Wanita itu tampak mengenakan pakaian dalam berenda milikku. Di luar pakaian dalam berenda itu ada celemek longgar yang diikatkan di atasnya. Stella memegang penyedot debu kecil untuk menyedot debu di rak buku. Ketika mengarahkannya dengan lembut ke dirinya sendiri, celemek itu tersedot, memperlihatkan sebagian besar kulitnya yang putih bersih. "Astaga, Pak Jason, sepertinya celemeknya nggak sengaja tersedot," kata wanita itu. Jason menatapnya dengan pandangan kosong, lalu menelan ludah dengan susah payah. "Pak Jason, aku berasal dari desa, jadi aku belum pernah makan makanan enak. Aku selalu bertanya-tanya bagaimana rasanya ginseng itu." Jason sedang menyeruput sup jamur miliknya. Di dalam supnya memang ada ginseng yang berukuran cukup besar. Stella berjalan mendekat, mengulurkan tangan untuk mengambil ginseng dari dalam sup, lalu mengisapnya sedikit dengan bibirnya yang penuh. "Kamu ...." Mata Jason melirik ke sekeliling ruangan, lalu dia melonggarkan dasinya dengan gelisah. "Ternyata rasa ginseng itu manis, ya." Stella tersenyum manis pada Jason, dengan tetesan air yang masih menempel di bibirnya. "Pak Jason, apa kamu ingin makan hidangan penutup? Aku akan membuatkan mango sago untukmu." Tanpa menunggu jawaban Jason, Stella berbalik ke dapur. Tidak lama kemudian, dia membawa sebuah piring kecil. "Pak Jason, apa kamu sedang sibuk?" Stella melirik layar komputer. "Nggak apa-apa, aku akan menyuapimu." Stella menyendok sedikit makanan, lalu membungkuk sambil menyodorkannya ke bibir Jason. Jason menatapnya dengan tatapan tajam, lalu membuka mulutnya untuk memakannya. "Makanlah puding susu ini. Aduh, pudingnya jatuh," kata Stella. Sepotong puding susu jatuh dari sendok ke dada Stella. "Kamu ... bersihkan saja sana," ujar Jason. Stella berkata, "Pak Jason, mango sago ini dibuat dengan bahan-bahan terbaik, sayang kalau dibuang begitu saja." "Kalau kamu nggak mau membersihkannya, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Jason sambil menatapnya. "Hisap saja dengan mulutmu," balas wanita itu.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.