Bab 10
Aku tidak menghindar, malah balik bertanya padanya.
Seketika, Valentina terdiam di tempat, tangannya jadi serbasalah, mau menampar atau ditarik kembali pun tidak bisa.
"Kamu panik banget, aku kan nggak bilang nggak mau pergi."
Nada bicaraku tenang dan lambat, membuat Valentina langsung mengejar. "Sheila, maksudmu apa? Jelaskan yang benar!"
Aku hanya tersenyum tanpa menjawab, sengaja membiarkannya tetap khawatir.
Namun, di dalam hati, aku berpikir.
"Pergi? Tentu saja aku harus pergi, bahkan wajib!"
Identitas sebagai putri kedua Keluarga Jayadi bukan milikku, cepat atau lambat rahasia ini akan terbongkar.
Stefan paling benci kebohongan. Sebelum rahasiaku terbongkar, aku harus membuatnya makin peduli, agar dia tidak meninggalkan aku dengan mudah.
"Sheila, kenapa kamu senyum-senyum? Cepat bilang, kapan kamu pergi!"
Saat aku masih merenung, Valentina sudah tidak tahan lagi. Dia mencengkeram pundakku dan mengguncangku sambil memaksa tanya.
"Sakit ... Lepaskan aku!"
Dia menarik bagian tubuhku

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda