Bab 10
"Va ... nisha ...." Viandina membuka mulut, suaranya serak dan kering, tenggorokannya seperti digesek dengan kertas pasir.
"Ya, Hamba! Hamba di sini!" Vanisha begitu terharu sampai tidak bisa bicara lancar, menggenggam erat tangan Viandina yang dingin seperti es. "Dewa memberkati! Leluhur memberkati! Anda pingsan selama tiga tahun penuh, tabib istana ... tabib istana sudah bilang ... hamba kira ...."
Ucapannya terputus oleh tangis yang tak tertahankan.
Tiga tahun? Dirinya hidup di dunia modern selama tiga tahun, dan di sini, ternyata juga tertidur selama tiga tahun?
Dari luar aula terdengar langkah kaki yang cepat dan tergesa-gesa, disertai suara nyaring pelayan dari dalam, "Paduka Kaisar tiba ... Ratu tiba ...."
Sosok berjubah kuning emas dan sosok lain dengan mahkota feniks berlari masuk ke ruang dalam hampir bersamaan.
"Dina! Putriku Dina!" Ayahanda Kaisar yang biasanya penuh wibawa kini meneteskan air mata, bergegas ke sisi ranjang, tangannya gemetar saat menyentuh wajah Viandina,

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda