Bab 525
Alice tidak bergerak sedikit pun.
Damian yang melihatnya pun langsung tersenyum. Kemudian, dia berkata seolah-olah sedang menyatakan kepunyaannya, "Kalau kamu nggak pergi, berarti kamu nggak peduli dengan hidup dan matinya. Aku lebih penting darinya, 'kan?"
Alice melirik tangan Damian yang memegang pergelangan tangannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Owen tidak tahan melihatnya lagi, jadi dia pun berseru, "Manis sekali mulutmu! Tapi kenapa kamu nggak melepaskan tangannya dan membiarkannya datang ke sini?"
"Lihat, dia masih bisa teriak sekeras itu. Artinya dia nggak kenapa-napa," ujar Damian dengan cepat.
Alice terdiam.
Owen juga tidak bisa berkata-kata.
"Ayo!" Damian menarik Alice dengan paksa untuk menghindari pecahan kaca di lantai. Dia juga tidak lupa memanggil kucing kecilnya.
Alice bisa merasakan amarah Damian dari cengkeraman tangannya yang kuat. Barusan dia hanya berpura-pura saja.
Dia benar-benar berubah drastis.
Damian mendorongnya ke kursi penumpang depan, lalu menciumny

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda