Bab 7
Di luar, hujan deras tiba-tiba turun. Aku tidak membawa payung, dan hanya bisa berdiri di bawah atap, bingung harus bagaimana.
Hujan menghantam genangan air dengan keras sampai menimbulkan percikan seperti asap.
Aku tak tahu berapa lama hujan ini akan berhenti.
Apa jangan-jangan suamiku terjebak di jalan saat hujan begini?
Itu sangat berbahaya.
Tidak boleh. Aku harus mencarinya.
Memikirkan itu, tanganku mencengkeram kertas di tanganku lebih erat.
Di tengah hujan, aku mengetuk jendela pos satpam dan menanyakan lokasi tempat itu. Di bawah tatapan penuh keprihatinan darinya, aku nekat menerjang hujan deras.
Tak lama kemudian, tubuhku basah kuyup, dan air hujan membasahi wajahku hingga pandanganku kabur.
Aku mengusap wajahku sembarangan, lalu memanggil-manggil nama suamiku dalam kegelapan malam.
Lampu jalan yang jarang memancarkan cahaya redup, menciptakan bayangan panjang di atas genangan air.
Kilatan petir tiba-tiba membelah langit malam yang sunyi, disusul suara gemuruh yang menggetarka

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda