Bab 46
Kesombongan di wajah David membuat Yasmin ingin memukulnya.
"Serius? Kamu unggul? Nggak ada gadis yang pernah mengejarmu selama empat tahun perkuliahan kita. Kamu juga belum punya pacar setelah tiga tahun lulus kuliah. Apakah kamu menderita gangguan?"
Yasmin minum seteguk bir, lalu meneruskan, "Kamu nggak perlu merasa pesimis karena itu. Teknologi rumah sakit sekarang sangat canggih. Mereka pasti bisa menyembuhkanmu dari dalam ke luar!"
Ekspresi David yang terintimidasi membuat Yasmin tidak bisa menahan tawa.
"Aku bercanda. Kalau kamu anggap serius, aku juga akan bersikap serius."
Seperti itulah interaksi mereka. Mereka bercanda tawa dan segera melupakan lelucon itu.
"Aku ikut serta dalam proyek ini karena kamu."
Yasmin sudah menduga David akan setuju. Mereka sangat kooperatif dalam melakukan eksperimen.
"Oke, doakan agar kita bisa menyelesaikannya dengan sempurna."
Yasmin memegang gelas bir seraya terkekeh. Meskipun bukan pemimpin proyek, dia akhirnya menemukan kembali perasaan sepert

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda