Bab 47
"Kak Karen salah dengar, itu hanya masalah nggak penting. Kak Karen nggak perlu khawatir."
Karen menepuk tangan Alya dan berkata dengan suara dalam, "Aku tahu kamu ingin mendalami industri ini. Aku sangat mendukungmu. Lakukanlah, aku akan menjadi pendukung terkuatmu!"
Sesaat kemudian, Karen pergi. Yasmin melipat tangan di depan dada seraya menatap Alya.
Alya hanya mendengus, tidak mengatakan apa-apa.
Setelah kejadian pagi ini, semua orang mendekati Alya.
"Alya, nggak nyangka kamu kenal Kak Karen. Kak Karen terkenal karena sulit didekati. Pabrik ayahku ingin bekerja sama dengan Kak Karen, tapi setelah waktu yang lama, mereka tetap nggak bisa menemuinya."
"Iya, iya. Ternyata pacarmu adalah Tuan Muda Rizky. Aku pernah bertemu sekali dengannya. Dia tampan sekali!"
Banyak sekali sanjungan seperti itu. Yasmin menaruh seluruh perhatiannya pada eksperimen.
"Kalian fokus saja pada eksperimen, nggak usah hiraukan Alya."
Sejujurnya, Sylvia juga tidak menyukai Alya. Akan tetapi, terkadang, orang t

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda