Bab 84
Saat Jenny teringat semua itu, dia hanya merasa hatinya dingin, dan agak lucu juga.
Makin dia peduli pada hubungan keluarga, makin mereka menyakitinya dengan dalam.
Sekarang dia sudah tidak peduli, maka orang-orang yang disebut keluarga itu, akhirnya tidak bisa lagi menyakitinya.
"Jenny." Suara Bernard terdengar dari belakang, rendah, serak, dan sangat merdu, "Kamu nggak apa-apa?"
Beberapa waktu ini, Jenny selalu tinggal di ruang rawat Bernard. Bisa dibilang, dia merawat pria itu tanpa henti.
Ketika dia bangkit dari ranjang pendamping dan berjalan ke arah jendela, Bernard pun sudah bangun. Matanya menatap Jenny dengan tenang.
Punggung gadis itu tegak lurus, rambut panjang terurai di bahu, seluruh tubuh memancarkan aura kuat dan luar biasa, seolah-olah tidak ada hal yang bisa menundukkannya.
Namun, justru karena itu, Bernard merasa Jenny pasti menyimpan banyak kisah.
Saat gadis itu berbalik, sikapnya sudah santai dan bebas, seakan kisah-kisah yang tersembunyi dalam hatinya telah menjadi

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda