Bab 497
"Naomi! Tolong, maafkan adikmu dan maafkan aku sebagai ayahmu. Aku nggak bisa menanggung malu ini!"
Pesan dari Roberto terus berdatangan tanpa henti.
Namun, di hati Naomi justru perlahan muncul hawa dingin yang menusuk.
Avery tadi masuk rumah sakit dengan wajah pucat pasi, tidak hanya tidak mendapatkan sedikit pun kasih sayang dari Roberto, bahkan masih sempat dimarahi habis-habisan olehnya ...
Ternyata benar, selain dirinya sendiri, pria ini tidak mencintai siapa pun.
Naomi enggan menanggapi ocehan Roberto dan langsung mengaktifkan mode pesawat di ponselnya untuk mencari ketenangan.
Sampai akhirnya mobil berhenti dengan tenang di depan sebuah galeri koleksi pribadi.
Naomi memandang bangunan bergaya Itarui yang menjulang itu dan mata beningnya memancarkan sedikit keterkejutan.
Di tempat terpencil dan jarang dilalui orang seperti ini, ternyata tersembunyi sebuah galeri pribadi sebesar ini? Benar-benar sulit dipercaya.
"Ini tempat apa?"
"Galeri seni pribadi milik Grup Rodrigo. Beberapa b

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda