Bab 29
Nayara menggandeng Adelindra berjalan menuju lift.
Suara manajer toko tadi cukup keras, sehingga setiap kata yang diucapkannya jelas terdengar oleh Nayara.
Dia berdiri terpaku di depan lift, menunggu pintu terbuka.
Nyonya Alestan?
Julukan itu membuatnya timbul perasaan yang sulit dijelaskan.
Adelindra menoleh dengan heran pada putrinya, "Nayara, kamu sedang memikirkan apa?"
Nayara tersadar begitu melihat pintu lift sudah terbuka. Dia tersenyum tipis, "Nggak memikirkan apa-apa."
Setelah itu, dia pun melangkah masuk.
Adelindra sebenarnya cukup menyukai calon menantunya itu, hanya saja ekspresi wajah putrinya tampak kurang bersemangat.
Antara kebahagiaan Keluarga Santosa dan kebahagiaan putrinya, Adelindra tetap memilih berpihak pada kebahagiaan putrinya, "Nayara, kalau kamu nggak suka sama Alestan, biar Ibu yang turun tangan buat batalkan pertunangannya."
Wajar saja. Sebelumnya mereka hampir tidak pernah berinteraksi. Bagaimana mungkin langsung jatuh cinta hanya karena satu pertemuan?
Se

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda