Bab 43
Alestan lalu meminta seseorang membawa tablet, di dalamnya ada desain dan rencana lengkap soal pernikahan.
Nayara menunduk serius memperhatikan isinya.
Sebenarnya dia ingin bilang, semuanya serahkan saja ke Keluarga Herdiana.
Tapi karena Alestan sudah memperlihatkan padanya, tentu dia harus menghargai dengan melihat sungguh-sungguh.
Alestan duduk di sampingnya, menunduk menatap sofa yang agak cekung karena mereka berdua duduk bersebelahan.
Nayara serius membaca, ada anak rambut jatuh di sisi wajah.
Dengan alami, Alestan mengangkat tangannya, merapikan rambut itu ke belakang telinga Nayara, "Sudah lihat semua? Ada pendapat lain? Kalau ada, bisa langsung suruh desainernya ubah."
Nayara meletakkan tablet, menggeleng pelan, "Aku nggak ada pendapat lain, semuanya sudah bagus."
Begitu selesai bicara, suasana kembali hening.
Nayara menoleh ke arah halaman, langit tampak rendah sekali, yang tadinya cerah tiba-tiba berubah jadi kelam.
Tiba-tiba suara petir menggema, menghancurkan keheningan itu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda