Bab 42
Buat mereka, hal ini seolah-olah sama saja seperti Nayara bilang, pagi ini dia belum sarapan?
Pelayan sibuk menata peralatan makan di depannya, sementara Alestan justru menyodorkan sendok ke tangannya, "Lapar nggak? Kalau nggak lapar ya makan sedikit saja, kalau lapar makan lebih banyak."
Nayara memegang sendok itu, sejenak bingung harus bereaksi apa.
Menatap meja penuh hidangan, memang terasa agak lapar, tapi sekarang dia benar-benar belum siap buat makan.
Apalagi duduk makan satu meja bersama seluruh Keluarga Herdiana.
Alestan melirik Nayara sekilas, lalu dengan alami mengambil sendok sendiri, mengambilkan sepotong iga asam manis dan meletakkannya ke mangkuk Nayara.
"Coba yang ini dulu, koki Keluarga Herdiana paling jago buat masakan ini."
Nayara memang suka makanan manis, apalagi iga asam manis khas Jayautara.
Melihat Nayara masih canggung, Ayudya bangkit lagi, menjepit sepotong daging ikan kukus, dan menaruhnya di mangkuk Nayara, "Kalau nggak suka iga, makan ikan saja. Kalau dua-du

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda