Bab 52
Alestan memegang sehelai piama tipis dan wajahnya agak canggung.
Dia menjelaskan pelan, "Aku sudah terbiasa tidur pakai ini."
Rencananya, kamar ini akan dia berikan untuk Nayara, tapi dia tidak bisa tidur kalau tanpa piama yang biasa dipakainya.
Jadi dia diam-diam masuk ke kamar.
Suasana saat ini jadi agak kikuk.
Ini pertama kalinya Alestan merasakan sensasi seperti sedang mencuri sesuatu.
Saat dia hendak menjelaskan lebih jauh, Nayara buru-buru turun dari ranjang dan berjalan ke arah Alestan dengan khawatir, "Kenapa basah kuyup begini? Nggak bawa payung?"
Mata Nayara berkilat, itu bentuk kepedulian yang tulus.
Di hadapannya, Alestan seperti anak kecil yang baru saja berbuat salah. Dia menunduk dan menjawab pelan, "Aku bawa, cuma anginnya agak kencang."
Alestan berbohong.
Karena jarang berbohong, sorot matanya tampak menghindar.
Nayara yang panik tentu saja tidak menyadari ada yang janggal. Dia buru-buru ke kamar mandi, mengambil handuk, lalu dengan cekatan menyeka rambut Alestan.
"Ken

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda