Bab 75
Nayara menggertakkan gigi, teringat pertama kali datang ke Keluarga Herdiana.
Hari itu Alestan juga seperti ini.
Wajahnya merah padam dan kesulitan bernapas.
Nayara menunggu di luar bangsal. Ketika dokter keluar, dia melangkah maju untuk menanyakan kondisinya dengan cemas.
Dokter muda itu terlihat agak cuek dan serius, jantung Nayara pun berdebar kencang.
Untung saja dokter tampan itu menggelengkan kepala dan berkata, "Pak Alestan baik-baik saja. Hanya saja kondisi pasien bersifat pribadi dan kami nggak bisa mengungkapkannya sembarangan."
Nayara mengangguk mengerti. "Sekarang dia sudah baikan belum? Bolehkah aku masuk dan melihatnya?"
Dokter itu mengangguk, sorot matanya terlihat penasaran saat menatap Nayara.
Namun, Nayara yang cemas tidak menyadari hal ini. Dia sangat penasaran apakah Alestan sudah merasa lebih baik atau belum.
Suasana di bangsal tunggal sangat sunyi.
Kondisi Alestan telah pulih kembali.
Warna merah pucat di wajahnya memudar dan tidak lagi terlihat kesakitan seperti 

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda