Bab 96
Nayara mendengus, tidak ingin berdebat dengan mereka. "Kalau mau makan, diam saja."
Di dapur, Adelindra sedang sibuk dan Nayara sedang membantu, tanpa menyadari pesan muncul di ponselnya.
Pesan itu dari Alestan.
Pernikahannya besok, gaun pengantinnya baru saja diterbangkan dari Italika. Alestan khawatir gaun itu tidak muat, jadi ingin memberikannya pada Nayara untuk dicoba.
Karena tak mendapat balasan, Alestan membuat keputusan yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan pergi ke rumah Keluarga Santosa terlebih dahulu.
Di dapur, Adelindra, yang berkeringat deras saat memasak semur, tumis dan cincang daging. Nayara pun memandangnya dengan cemas. "Bu, kita semua tahu apa niat orang-orang itu datang ke Keluarga Santosa. Untuk apa menjamu mereka?"
Adelindra menyeka keringat di dahinya dan dengan sabar menghibur Nayara. "Lagi pula, mereka semua adalah kerabat ayahmu. Ayahmu rela menjauhi mereka demi kita, jadi kita harus berbaik hati dan jangan membiarkan keadaan menjadi terlalu buruk."
Makanan 

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda