Bab 19
Dia duduk di sofa, pria di depan menatapnya dengan pandangan yang seolah menempatkan diri lebih tinggi.
Agar tidak kelihatan kalah, Chelsea menarik napas dalam, bangkit berdiri, menatap pria itu dengan lurus.
"Grup Santino mau buka pasar di Kota Yuven. Kalau mulai dari nol, pasti akan buang banyak waktu. Buat orang seperti Pak Alfred, waktu itu sama dengan uang."
Pria itu di depannya tetap tidak bereaksi.
Chelsea menghela napas, bikin proposal dia bisa, tapi negosiasi bisnis jelas bukan keahliannya.
Dengan pikiran sudah terlanjur datang, dia lanjut bicara.
"Grup Jimino punya kondisi yang cukup bagus, sangat cocok untuk Grup Santino yang ingin cepat masuk ke pasar Kota Yuven. Aku rasa Pak Alfred nggak akan melepas kesempatan bagus hanya karena perselisihan kecil di masa lalu."
"Perselisihan kecil?" Pria itu mengulang kata-katanya, seolah meresapi maknanya.
Rokok di tangannya sampai penyok diremas.
Chelsea memberanikan diri mengangguk.
Saat tahu tentang perjodohan dengan Keluarga Santino

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda