Bab 9
Suasana di ruang VIP itu seketika merosot hingga sedingin es. Semua orang saling berpandangan dan wajah mereka mendadak berubah jelek.
"Kak Julian, apa maksudmu? Kamu sendiri pernah bilang bahwa yang kamu sukai itu Aurora dan kamu meremehkan Aruna. Jadi apa salahnya kalau kami menjadikannya bahan candaan?"
"Benar. Lagi pula bukankah foto-foto itu kamu yang menyuruh orang foto? Kenapa sekarang kamu bertindak seperti ini?"
Orang-orang itu saling menyela, bertanya beramai-ramai.
Tiba-tiba seseorang menyela, "Kak Julian, jangan-jangan kamu benar-benar jatuh hati pada Aruna?"
Sosok Aruna yang pucat saat menikam dirinya sendiri dengan pisau kembali terlintas di benak Julian, membuat raut wajahnya seketika menggelap.
Dia menendang meja kopi di depannya dengan keras.
"Diam! Mana mungkin aku menyukainya! Tapi bagaimanapun juga, dia adalah istriku secara status. Jika foto-fotonya tersebar, apakah Keluarga Stanley nggak akan kehilangan muka?"
Semua orang langsung percaya.
"Kak Julian benar. Mulai

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda