Bab 584
Carson bersandar di kap mobil, mengenakan mantel hitam panjang. Dia terlihat begitu elegan dan berwibawa, menjadi pemandangan sempurna di tengah salju.
Satu tangannya dimasukkan ke dalam saku, sementara tangan yang lain memegang ponsel, berbicara denganku lewat telepon.
"Belum turun juga?"
Saat bertanya, dia mendongak melihat ke arahku.
Karena jaraknya cukup jauh, aku tidak bisa melihat jelas ekspresinya, tetapi rasanya dia sedang tersenyum.
Aku menggigit bibir, lalu sengaja bertanya, "Turun untuk apa?"
"Kencan."
Carson menjawab dua kata dengan senyuman, suaranya yang lembut itu benar-benar bisa mencairkan hati seseorang.
Hatiku tentu saja berbunga-bunga, tetapi aku tak tahan untuk tidak menggodanya, "Kita 'kan sudah seperti pasangan tua, masih kencan-kencanan segala. Lagi pula, cuaca begini dingin."
Carson terdiam dua detik, lalu dengan nada tak sabar berkata, "Meisya, bahkan untuk kencan saja kamu bilang dingin, kamu ini masih wanita atau bukan sih, benar-benar nggak romantis."
Aku m

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda