Bab 889
Begitu kata-kataku jatuh, aku langsung merasakan sorot mata Carson ke arahku seketika menjadi dingin.
Sedangkan Illias justru tampak sangat gembira, "Tentu saja aku nggak keberatan."
Dia membuka pintu dan turun dari mobil, lalu dengan bersemangat menggenggam bahuku, "Mei, akhirnya kamu mau tinggal di tempat Kakak, ini bagus sekali. Jangan bilang dua hari, kamu mau tinggal berapa lama juga nggak masalah."
Aku dengan tenang menepis tangannya, pandanganku sekilas melirik ke arah Riris, lalu aku berkata, "Kamu nggak keberatan, tetapi aku takut ada orang yang akan keberatan."
Tubuh Illias tampak menegang sesaat, seolah baru teringat akan Riris.
Dia merapatkan bibir sejenak, lalu menoleh ke arah dalam mobil.
Riris menyeka air matanya, lalu tersenyum ke arahku, "Tentu saja aku juga nggak keberatan. Mei 'kan nanti bakal jadi adik iparku. Adik ipar datang berkunjung, sebagai calon kakak ipar aku tentu saja senang."
"Dan juga dua keponakan lucu itu, Mei nanti juga harus bawa mereka ke sini, ya."

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda