Bab 11
Steve menenangkan emosinya. Dia berpura-pura tidak peduli pada apa yang terjadi dan kembali ke rumah.
Begitu masuk, Yanny melemparkan dirinya ke pelukan Steve dengan bahagia.
Steve membeku sejenak. Dia menyadari bahwa di ruang tamu, selain Yanny, Fandi dan Yuni juga ada di sana.
"Steve, aku ada kabar baik!" Yanny memeluknya dengan matanya berbinar. "Ternyata aku salah didiagnosis! Aku nggak akan mati ...."
Jari-jari Steve yang panjang dan ramping menyisir rambutnya dengan perlahan. Tatapan matanya yang dalam menyingkap sebentuk emosi gelap dan sulit diartikan.
"Benar-benar salah diagnosis?"
"Benar!" Fandi menyerahkan rekam medis itu ke depan Steve dengan semangat. "Yanny cuma punya tumor jinak, diangkat saja beres. Dokter yang salah mendiagnosis juga sudah dipecat."
Steve menunduk dan melirik rekam medis itu.
Beberapa saat kemudian, dia menatap ke atas dan bertanya, "Hal ini sudah kasih tahu Lyvia?"
Ekspresi Fandi tampak canggung.
Saat ini, Yuni bangkit dan berjalan ke depan Steve.
"St

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda