Bab 10
Waktu cepat berlalu, tanpa terasa aku dan Reza telah menikah selama tiga tahun.
Pada suatu hari, setelah kami bermesraan, Reza tiba-tiba memelukku, lalu menghirup aroma rambutku sambil bertanya, "Jihan, apa kamu masih ingin menari?"
Aku tertegun.
Jawabanku tentu saja iya. Tarian telah mengisi sebagian besar hidupku dan telah menyatu dengan diriku sejak lama. Bahkan dalam mimpi pun, aku masih bermimpi berdiri di atas panggung.
Hanya saja ...
Reza melihat keraguanku. "Jihan, tahu nggak sebenarnya kamu lebih berani dari yang kamu bayangkan. Semua yang terjadi saat itu bukanlah salahmu, kamu hanyalah korban. Kamu nggak perlu merasa malu."
Tatapan mata Reza yang tegas sekaligus lembut itu memberiku dorongan yang sangat besar.
Akhirnya, aku menyingkirkan keraguan dalam hatiku dan mengangguk.
Tiga bulan kemudian, aku kembali mengenakan pakaian balet dan berdiri di atas panggung.
Media sosial terus berkembang. Berita tiga tahun lalu sudah lama dilupakan orang. Kini, saat aku memandang ke arah

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda