Bab 9
Seminggu kemudian, Reza datang ke rumah Keluarga Saputra untuk melamarku.
Keluarga Effendi merupakan keluarga terkaya di Kota Kaldera, ayahku tentu saja menyetujuinya, bahkan sikapnya terhadapku pun langsung berubah drastis.
Ayah menggenggam tanganku sambil terus mengatakan bahwa aku adalah putri kesayangannya.
Setelah selesai melamar, kami berencana pulang, tetapi tiba-tiba terdengar suara jeritan di belakangku. "Jihan! Jihan! Kondisiku jadi begini gara-gara kamu! Aku nggak akan mengampunimu!"
Saat aku berbalik, Rosa yang duduk di kursi roda meluncur ke arahku seperti orang gila.
Di saat genting itu, Reza segera menarikku, sementara Rosa terjatuh ke lereng bukit, mengakibatkan saraf tulang punggungnya terganggu dan tidak bisa bergerak.
Meskipun tergeletak di tanah dan tidak bisa bergerak, mata Rosa tetap menatapku tajam, seolah ingin menelanku hidup-hidup.
Ayah menutup wajah dengan ekspresi muak. "Siapa yang izinkan dia keluar? Cepat bawa Nona Rosa pergi!"
Reza mengangkat tangan untuk

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda