Bab 32
"Nggak." Arlon berkata dengan rendah hati. "Kalau dibandingkan dengan Aditya, aku masih jauh."
"Ka Arlon benar-benar rendah hati," gumam Sharleen. Menurutnya, selain jago cari uang, tidak ada hal lain yang bisa dibanggakan orang seperti Aditya. "Kak Arlon, sudah sarapan belum?"
"Belum."
"Mau sarapan nggak? Sarapan di rumah Keluarga Wirawan lumayan enak." Sharleen mengundangnya dengan sopan.
"Boleh."
Arlon tersenyum dan baru hendak duduk, tiba-tiba sudah ditarik kasar oleh Aditya.
"Makan apanya? Ikut denganku. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu." Aditya segera menyeret Arlon keluar.
"Sharleen kecil, sampai ketemu lagi."
Arlon sudah langsung akrab, bahkan memberi Sharleen nama panggilan kecil.
Sharleen melambaikan tangan, dalam hati diam-diam mengeluhkan Aditya yang tidak sopan. Bersyukur Kak Arlon orang yang sabar dan masih bisa bersabar dengan watak Aditya yang seperti itu.
...
Di luar.
Aditya baru melepaskan Arlon setelah menyeretnya ke halaman.
"Eh, eh, ada apa ini? Aku bahkan bel

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda