Bab 1

"Surya, kenapa kamu memerkosa Maya?" Menghadapi pertanyaan dari Keluarga Lintang, Surya Pratama menjawab, "Semalam, Maya pulang dengan mabuk dan bajunya sudah berantakan. Aku hanya memapahnya ke tempat tidur untuk beristirahat, tapi kalian malah menuduhku memerkosanya. Lagi pula Maya adalah istriku, dari mana tuduhan pemerkosaan ini?" "Walaupun kalian adalah suami istri, kalau kamu menggunakan kekerasan, sama saja kamu memerkosanya," teriak Kevin Lintang dengan marah. Pria ini adalah ayah mertuanya Surya. Ibu mertuanya, Dinda Safitri, menambahkan, "Benar, hari ini kalian berdua harus cerai. Sedangkan kamu harus keluar dari sini tanpa membawa apa pun!" Surya mengerutkan keningnya. Dia mulai marah. Tepat pada saat itu, adik iparnya yang bernama Mona Lintang berkata, "Ayah, Ibu, apa yang kalian lakukan? Kalau waktu itu Kak Surya nggak memberikan kita 100 miliar, bisakah kita menjadi keluarga yang memiliki belasan supermarket dan memiliki kekayaan senilai 2 triliun? Apakah kalian sudah melupakan bantuan yang diberikannya kepada kita?" "Diam kamu." Lalu Maya berkata, "Benar, dia memang memberi kita 100 miliar. Tapi selama 3 tahun ini, dia nggak melakukan apa pun. Bisa dibilang, kekayaan Keluarga Lintang adalah hasil usaha kita sendiri, apa hubungannya dengan Surya?" Mona hendak membantah, tetapi ayahnya menyela, "Mona, berhenti bicara. Pokoknya mereka berdua harus cerai." Akhirnya Mona hanya bisa menggertakkan gigi dan menghela napasnya. Surya menggelengkan kepalanya. Selama 3 tahun, kecuali Mona, seluruh Keluarga Lintang telah mengecewakannya. "Aku akan memikirkannya," ucap Surya. Setelah mengatakan itu, dia pun kembali ke kamarnya. Surya melepas bajunya dan memasuki kamar mandi, memperlihatkan sebuah kepala naga merah yang ganas di punggungnya. Ini bukanlah tato, melainkan sebuah tanda yang sudah ada pada dirinya sejak lahir. Dari tanda ini, dia mendapatkan kekuatan misterius. Sejak itu, dia menggunakan nama samaran Aksha. Dia berpartisipasi dalam berbagai pertempuran sengit di luar negeri, serta mendirikan Korps Tentara Maut yang menghebohkan dunia. Setelah bertahun-tahun, Surya lelah dengan membunuh. Dia juga sudah mengumpulkan kekayaan yang banyak. Jadi, Surya membubarkan korps tentara bayaran tersebut, hanya meninggalkan beberapa anak buah yang hebat. Dia menggunakan seluruh kekayaannya untuk mendirikan Konsorsium Pelita, mempekerjakan tim operasional terbaik, melakukan investasi di seluruh dunia, juga dengan cepat menjadi konsorsium tingkat dunia. Kemudian, dia kembali ke Kota Juwana dan menggunakan nama aslinya, Surya Pratama. Dia berencana menikahi dengan tunangannya, Maya, lalu bersiap untuk menjalani kehidupan yang damai. Awalnya, Keluarga Lintang sangat gembira ketika menerima 100 miliar darinya. Mereka juga memperlakukan Surya dengan sangat baik. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, kekayaan Keluarga Lintang makin besar dan sikap mereka terhadapnya pun berubah. Sekarang, mereka bahkan memaksa Surya pergi tanpa membawa apa pun. Di bawah pancuran air yang dingin, wajah Surya perlahan menjadi masam. Bukannya dia tidak bisa meninggalkan Keluarga Lintang. Hanya saja kakeknya Maya ada budi pada kakeknya. Sebelum kakeknya meninggal, satu-satunya permintaan sang kakek adalah, Surya harus menikahi Keluarga Lintang demi membalas budi. Pernikahan ini telah lama disetujui oleh kakek dari kedua keluarga. Surya telah memenuhi janjinya, tetapi sekarang Keluarga Lintang malah merendahkannya. Sudahlah. Kalau seperti ini, lebih baik dia pergi. Untuk apa menyusahkan dirinya? Mulai saat ini, dia akan mengesampingkan perasaannya dan memfokuskan dirinya untuk berkultivasi. Bukankah itu lebih baik? Setelah mengambil keputusan, Surya pun keluar dari kamar mandi. Ketika dia hendak memakai baju, pintu kamarnya tiba-tiba terbuka dan Mona berjalan masuk. "Ah, sedang apa kamu? Cepat pakai baju," seru Mona sambil buru-buru menutup pintu. Surya buru-buru memakai baju dengan wajah memerah. Dilihat oleh Mona tadi membuatnya sangat malu. "Aku sudah pakai baju, kamu bisa masuk." Surya mencoba berkata dengan tenang. Mona dengan hati-hati membuka pintu. Setelah memastikan bahwa Surya sudah memakai baju, dia pun berjalan masuk. Mereka berdua duduk di sofa. Wajah Mona sedikit memerah karena kejadian tadi. "Kak Surya, aku tahu kalau kamu merasa ini nggak adil. Tapi tenang saja, aku nggak akan membiarkan kalian bercerai. Tanpa dirimu waktu itu, Keluarga Lintang yang sekarang nggak akan ada. Kita nggak boleh menjadi kacang yang lupa kulit." "Dasar gadis bocah, hubungan seperti ini nggak bisa dipaksa. Masalah ini nggak perlu kamu khawatirkan." Dari seluruh anggota Keluarga Lintang, hanya Mona yang masih membuatnya merasa hangat. Hanya wanita ini yang masih memiliki hati polos. Bisa dibilang, wanita seperti ini jarang ditemui. Mona berkata, "Aku akan mengurusnya, kamu nggak perlu memedulikan mereka. Selama kamu nggak setuju, mereka nggak akan bisa menceraikanmu. Percayalah padaku." "Baik, aku mengerti." Surya tersenyum dan berkata, "Cepat berangkat kerja." Mona melihat ke arah jam. "Kalau begitu aku pergi dulu. Kak Surya, ingat kata-kataku." Surya menganggukkan kepalanya. Mona pun berdiri dan pergi. Surya tersenyum sendiri, lalu menyalakan rokok dan turun ke bawah. Di ruang tamu, dia melihat Maya, ayah dan ibu mertuanya. "Hari ini kalian nggak kerja?" tanya Surya. Keluarga Lintang sekarang kaya raya, sehingga biasanya mereka semua sibuk. Ada apa dengan hari ini? Maya menjawab dengan dingin, "Hari ini akan ada tamu yang datang, jadi kami sedang bersiap-siap." Melihat para pelayan yang sedang sibuk, Surya pun hendak berbicara, tiba-tiba pintu rumah terbuka. "Wah, Pak Adhi sudah datang, mari silakan duduk." Ayah dan ibu mertuanya menyambut tamu itu dengan antusias dan menuntunnya ke sofa. Maya juga tersenyum, lalu dengan percaya diri mendekati Pak Adhi dan ikut menyambutnya. Surya mengerutkan keningnya, kemudian duduk di samping dan menyalakan rokok. Keempat orang itu mengobrol dan tertawa, benar-benar melupakan keberadaan Surya. Surya pun tetap diam. Dia ingin melihat rencana apa yang hendak mereka mainkan. Setelah mengobrol cukup lama, Pak Adhi tiba-tiba menoleh dan berkata pada Surya, "Ini pasti Pak Surya, ya?" Surya tersenyum, orang-orang itu akhirnya menyadari keberadaannya. "Ya, siapa kamu?" "Aku Adhi Nugroho, CEO dari Grup Sukajaya," ucapnya sambil tersenyum. Surya mengangguk dan dengan datar membalas, "Senang bertemu denganmu." "Kudengar kamu dan Maya sudah menikah selama 3 tahun, tapi dia masih perawan. Apa itu benar?" Adhi bertanya dengan blak-blakan. Surya menganggukkan kepalanya. "Benar." Saat itu, dia sedang berada di titik penting kultivasinya dan harus mempertahankan kesuciannya. Oleh karena itu, dia belum melakukan hubungan suami istri dengan Maya. Setelah dia melewati rintangan itu, sikap Maya terhadapnya telah berubah. Surya pun tidak memaksanya, sehingga sampai hari ini, mereka berdua hanya menikah di atas kertas saja. Mendengar jawaban Surya, Adhi seketika tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Semalam Maya memberitahuku, tapi aku nggak percaya. Tampaknya sekarang hal itu memang benar. Bagaimana kamu bisa menolak wanita secantik ini? Apa ada yang salah dengan tubuhmu?" Melihat sikap arogan Adhi, Surya mencibir di dalam hatinya. Kemudian menjawab dengan tak acuh, "Ternyata semalam kalian bersama-sama minum bir, apa Maya sudah memberitahumu segalanya?" "Benar, kami mengobrol hingga larut malam. Sayang sekali wanita sebaik ini harus bersama dengan orang sepertimu. Dia sungguh sial," ucap Adhi sambil menggelengkan kepalanya. Kemudian, Surya tersenyum dengan dingin. "Tampaknya, kalian telah merencanakan semuanya dan hanya menungguku untuk pergi, 'kan?" "Sesungguhnya ...." Adhi berkata dengan arogan, "Grup Sukajaya memiliki nilai produksi senilai beberapa triliun. Lalu akhir-akhir ini, aku berhasil bekerja sama dengan Konsorsium Pelita. Mereka setuju untuk melakukan investasi sebesar 10 triliun di perusahaanku. Perusahaanku akan makin sukses. Maya hanya bisa bahagia bersamaku, apa yang bisa kamu kasih padanya?" "Konsorsium Pelita sudah datang ke Kota Juwana?" Surya berseru. Dia tidak begitu peduli dengan bagaimana konsorsiumnya beroperasi, tetapi dia tidak menyangka mereka telah memperluas bisnis mereka hingga ke Kota Juwana.
Bab Sebelumnya
1/1685Bab selanjutnya

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.

Aturan penggunaanKebijakan pribadi