Bab 50
Orang-orang berbaris untuk keluar satu per satu, tapi masih terasa ramai.
Yudo terus memeluk bahuku, menggunakan lengan kuatnya untuk melindungiku, agar orang-orang itu tidak bisa mendekat atau menyentuhku. Awalnya, aku merasa tidak perlu begitu hati-hati, aku bukan orang yang rapuh, yang bisa rusak hanya dengan satu sentuhan.
Sampai seorang gadis di depan berteriak, dia menghadap ke seorang pria botak. "Kamu gila! Kenapa kamu meraba pantatku!"
Pria botak itu juga menunjukkan ekspresi menakutkan, menyilangkan tangan, suaranya terdengar keras. "Siapa yang meraba pantatmu? Jangan menuduh sembarangan! Kamu kira aku sudi meraba pantatmu?"
Gadis itu juga tidak mau kalah, dia terus memegang orang berkepala botak itu. "Kamu nggak mau ngaku?"
"Aku tidak melakukan hal itu, kenapa aku harus mengaku? Kalau berani ayo cek rekaman CCTV! Di sini ada banyak orang, kalau orang lain yang menyentuhmu, kenapa jadi menyalahkanku? Kamu ingin memeras uang?"
"Pria menjijikkan! Huh! Siapa yang mau uang kotorm

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda