Bab 58
Bu Dewi tidak tertarik dengan gosip dan tidak lanjut bertanya. Dia kembali fokus pada pekerjaannya.
Saat itu, aku baru menyadari kedua pipiku terasa sangat panas.
Aku dan Yudo tidak memiliki hubungan apa pun. Lalu kenapa aku harus tersipu malu?
Ini justru membuatku terlihat bersalah.
Aku pun menegakkan kepala dan dada, lalu melanjutkan pekerjaan.
Pagi yang sibuk berlalu dalam sekejap mata. Menjelang siang, seperti biasa, aku pergi ke kantor CEO untuk menunggu Yudo.
Hari ini, dia tidak mengenakan jas, hanya memakai kemeja hitam. Bahunya bidang, pinggangnya ramping, semakin menonjolkan proporsi tubuhnya yang sempurna. Saat melihatku, senyum tipis mengembang di sudut bibirnya.
Saat turun ke bawah, aku berceloteh, "Hari ini kita makan apa? Rasanya semua restoran di sekitar sini sudah kita coba."
Yudo berdecak pelan. "Kalau begitu, biar aku yang menyetir, kita pergi ke tempat lain."
Aku sebenarnya asal mengucapkan saja, tidak menyangka Yudo mau menuruti ucapanku.
Restoran di sekitar kantor

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda