Bab 78
Tentu saja, sekarang aku harus lebih dulu memikirkan cara untuk menyelamatkan diri!
Aku dipaksa diseret masuk ke dalam lift, yang kemudian naik terus hingga berhenti di lantai sembilan.
Orang-orang itu melemparkanku ke dalam sebuah ruangan, tetapi tetap saja mencengkeram lenganku erat-erat, tidak mau melepaskanku. Mereka bahkan menyumbat mulutku dengan sepotong kain, sehingga aku sama sekali tidak bisa meminta pertolongan.
Mereka akan terus menjagaku sampai Pak Daniel datang.
Waktu terus berlalu. Ruangan itu sunyi mencekam, seolah jarum jatuh pun bisa terdengar jelas. Detak jantungku sendiri terasa begitu jelas.
Aku mencoba menggerakkan tubuhku. Namun, setiap kali aku bergerak, para pengawal itu langsung menatapku dengan sorot mata garang, seakan memberi peringatan jika aku berani bergerak lagi, mereka tak segan-segan menghabisiku.
Aku menoleh ke kiri dan kanan, berusaha mencari peluang untuk kabur.
Pada saat itu, ponsel di sakuku tiba-tiba berdering, memecah kesunyian ruangan.
Para pe

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda