Bab 81
Dalam pelukan Yudo, aku mencium aroma cedar yang begitu familiar, membuatku tanpa sadar menggesekkan wajahku beberapa kali. "Paman, aku sempat mengira kamu nggak akan menemukanku."
Yudo mengusap lembut rambutku yang indah. "Bagaimana mungkin?"
"Jadi, bagaimana kamu menemukan aku?"
"Lantai 9 biasanya dipakai sebagai area istirahat. Kebetulan aku melihat begitu banyak pengawal berjaga di depan pintu."
Mendengar itu, aku tertawa kecil. "Aku kira Paman akan bilang, kamu hanya dengan menebak."
Yudo mengangkat alisnya, sudut matanya penuh dengan kebahagiaan. "Menebak? Lebih tepatnya kita ini seperti punya ikatan batin. Bukankah itu lebih meyakinkan?"
Ikatan batin?
Saat itu, jantungku berdegup kencang seperti tabuhan genderang. Aku bahkan lupa bagaimana caranya bernapas, seakan waktu berhenti di momen itu.
Aku hanya bisa tertegun menatap Yudo.
Saat itu, aku langsung tahu dia datang.
Kalau dipikir-pikir, memang seperti ikatan batin.
Hanya saja ... rasanya aneh jika kata itu dipakai untuk mengg

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda