Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 84

Aku tersenyum, mataku membentuk lengkungan, lalu mengangguk. "Paman Yudo, tebakanmu benar. Aku memang takut dikenali. Sekarang, aku mau pergi menguping pembicaraan mereka." "Untuk apa kamu menguping?" "Waktu aku dan Weni dipukuli, kami nggak ada bukti. Kalau nggak, sudah sejak lama aku bongkar kebusukannya. Sekarang ada kesempatan sebagus ini, tentu aku harus memanfaatkannya. Paman Yudo, kamu masuk mobil dulu. Tunggu aku sebentar, aku akan segera kembali." Selesai berbicara, aku berbalik hendak pergi. Namun, Yudo menahan lenganku. "Aku akan menemanimu." "Kamu?" Aku menatap Yudo. Tingginya 190 cm dengan tubuh tegap. Saat berpakaian terlihat ramping, tapi tanpa baju tampak berotot. Di mana pun dia berdiri, auranya selalu menarik perhatian. Aku menggelengkan kepala. "Biar aku sendiri saja, Paman Yudo. Kamu terlalu mencolok, mudah ketahuan." Yudo menyilangkan tangan di dada. Alisnya berkerut, seolah-olah tidak setuju. Demi tidak membuang waktu, aku pun mengalah. "Kalau begitu, kamu tunggu

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.