Bab 446
Tepat saat itu, Meila berseru, "Kakakku sudah keluar. Kakakku pintar sekali. Dia memenangkan kejuaraan dunia kali ini."
Suara Meila sangat nyaring hingga terdengar oleh semua orang.
"Dito, sini," panggil Bahir yang sedang bermain catur bersama Fento.
Gisel menoleh pada Bahir dan mengangkat alis. Bahir ingin mempermalukan Fento di depan umum!
Mempermalukan tamu di pesta sendiri?
Keluarga Hinton benar-benar sembrono.
Akan tetapi, Fento bukan sasaran empuk.
Ada beberapa hal yang Fento tahu betul, walau itu tidak diungkapkan. Saat Bahir memanggil Dito, Fento memicingkan mata dan menyeringai dalam hati. Bahir sudah tidak sabar.
Bahir sudah tidak sabar ingin menjatuhkannya, padahal Arthur belum menjadi komandan.
Ketika Dito hampir sampai, Fento tiba-tiba berdiri seraya memijat pinggang. "Aduh, aku benar-benar sudah tua. Duduk sebentar saja sudah sakit pinggang. Nggak kuat, nggak kuat. Bahir, aku nggak bisa menemanimu lagi."
Senyuman tersungging di bibir Gisel. Fento lumayan imut.
"Jangan. Ma

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda