Bab 453
Javier hampir tertawa dengan keras, Gisel masih saja pintar seperti dulu.
Tristan yang sebelum ini merasa bangga langsung terhuyung-huyung dan hampir terjatuh saat ini. Anak bodoh ini tidak bisa bermain catur? Kalau tidak bisa, kenapa dia berani melawan Dito?
Tristan berjalan ke sisi Liana, lalu berkata, "Dia nggak bisa main catur tapi berani melawan Dito?"
"Ini semua karena kamu. Gisel dengar apa yang kamu katakan tentangnya terakhir kali, tapi dia masih membantumu di saat-saat seperti ini. Coba kamu bilang lagi dengan hati nuranimu," ujar Liana sambil memelototi Tristan.
"Bukan kamu yang minta dia untuk membantuku?" tanya Tristan dengan terkejut. Dia selalu mengira Liana-lah yang meminta Gisel untuk membantunya.
"Bukan. Gisel sudah pergi sebelum aku sempat bereaksi, dia nggak mau kamu dipermalukan," ujar Liana dengan jujur. Dia memang benar-benar tidak sempat bereaksi pada saat itu.
Terdapat cahaya yang berkilat di mata Tristan, dia kembali menatap Gisel dan menghela napas dengan pel

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda