Bab 51
Belum lagi dia selesai bicara, tiba-tiba masuklah Jenny dengan wajah penuh kemarahan.
Begitu melihat Sandi, kemarahannya kian memuncak. Dia langsung menampar wajah Sandi. "Gara-gara mamamu, anakku jadi kena tampar. Jadi sekarang kamu yang aku tampar!"
Air mata Sandi yang susah payah dia tahan, kembali mengalir.
Jenny tidak menghiraukannya, melainkan langsung menuju dapur. Melihat bubur di panci masih hangat, barulah dia merasa tenang dan kembali ke ruang tamu.
Dia membereskan semua kemasan makanan yang telah dimakan Sandi, lalu menyerahkannya pada putranya. "Buang ini keluar."
Anaknya menurut dan segera membawa kemasan itu keluar.
Sandi terpaku menyaksikan semua itu, tak mengerti kenapa Jenny melakukan hal seperti ini.
Jenny melirik sekilas ke arah Sandi.
Bukankah dia suka mengadu pada Sigit?
Bukankah Sigit sangat menyayangi anak kesayangannya ini?
Hmph!
Dia memang berniat untuk perlahan-lahan merusak hubungan ayah dan anak itu ...
Sampai suatu hari Sandi mengatakan yang sebenarnya, da

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda