Bab 59
Maka dari itu, bisa berkomunikasi denganku dan Jimmy saja, kami berdua sudah sangat bersyukur.
Aku bertanya, "Lalu kenapa?"
Wulan manyun, tampak sangat kecewa. "Terus bagaimana aku bisa kasih tahu teman-teman kalau Mama menggambar banyak gambar bagus buat aku!"
Dia ingin memamerkannya, tapi tidak bisa bicara!
Aku mencoba memberi saran. "Kalau begitu, bagaimana kalau kamu tulis di bukunya, kalau gambar-gambar ini buatan Mama?"
Wulan makin ingin menangis. "Aku saja belum bisa baca, mereka pasti juga belum bisa!"
Aku terdiam sejenak, benar juga.
Sekarang ini, kebanyakan taman kanak-kanak memang belum mengajarkan membaca.
Kalau begitu, harus cari cara lain.
Aku bertanya, "Mau tanya Papa, siapa tahu Papa punya saran?"
"Boleh." Wulan masih terlihat lesu, sepertinya dia juga tidak terlalu berharap pada ayahnya.
Dia berjalan lemas ke depan pintu kamar, lalu mengangkat tangan dan mengetuk.
Suara Jimmy terdengar dari dalam. "Masuk."
Suaranya dingin, seperti atasan yang tegas dan tidak suka kompr

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda