Bab 85
Aku menggeleng. "Belum."
Jimmy langsung meminta maaf. "Maaf, aku tadi sibuk kerja, sampai lupa waktu."
"Kamu mau makan apa? Biar aku traktir sebagai permintaan maaf!"
Aku juga tidak menolak. "Kalau begitu kita makan masakan rumahan di lantai dua saja."
"Nggak usah berhemat." Jimmy juga mengerti, Annika jarang makan di sini, jadi tidak tahu mana yang enak.
Lalu, dia mengajak Annika ke sebuah restoran terdekat.
Begitu duduk, pelayan datang dan menyerahkan menu.
Setelah memesan beberapa hidangan andalan, Jimmy menjelaskan dengan tenang, "Rasa masakan di sini beda banget sama di kantin. Coba saja deh."
"Oke." Aku mengangguk.
Kalau memang enak, nanti setelah gajian, aku bisa ajak Wulan makan ke sini juga.
Jimmy terdiam sejenak, lalu bertanya, "Kamu ada niat cari pacar dalam waktu dekat?"
Aku menatapnya dengan heran. "Kok kamu tiba-tiba tanya begitu?"
"Kalau kamu memang ada rencana seperti itu ... " Jimmy memilih kata dengan hati-hati. "Berarti nanti Wulan nggak bisa panggil kamu Mama lagi."

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda