Bab 198
Ian juga tidak rela melepaskan Orlin.
Melihat Ian tidak bicara, Sinta juga tidak tahu apa yang pria itu pikirkan. Dia menghampiri Ian, menarik pria itu untuk menyuruh pria itu duduk dan mendekati pria itu.
"Ada aku yang menemanimu apa masih belum cukup? Wanita itu cuma agak cantik saja, tapi dia sudah dimainkan orang, apa kamu masih mau?"
Ian tiba-tiba menoleh dan menatap Sinta, lalu mencekik lehernya. Dia menatap Sinta dengan pandangan gelap, "Kamu bilang tadi kamu sudah bicara dengan pria itu. Kamu bukan mau menggodanya karena dia kaya dan berkuasa, 'kan?"
Sinta mengerjapkan mata, lalu memaksakan sebuah senyum dan menenangkan Ian, "Mana mungkin? Aku cuma melihat ada orang asing di sekolah dan melakukan tanggung jawab sebagai guru di sekolah saja. Kalau bukan karena melihat dia memegang buku pembelajaran Orlin, aku juga nggak tahu dia datang untuk menggantikan Orlin mengajar."
"Selain itu, bukannya kamu paling tahu aku suka siapa? Aku saja sudah menyerahkan diriku padamu, apa kamu mas

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link