Bab 398
Namun, Hans tidak mempertimbangkan bahwa Lily belum mencuci muka dan tangannya juga belum bersih.
"Pertama …"
Sebelumnya kalimatnya selesai, pintu bangsal tiba-tiba dibuka.
Karina dan Cahyo segera masuk, tatapan mereka langsung tertuju pada Hans.
"Hans!" Cahyo yang melihat memar di wajah Hans pun sontak memasang wajah muram. "Kamu terluka di mana?"
"Kamu sungguh membuat kami khawatir." Karina mendekat, berdiri sambil berjinjit untuk melihat lebih dekat luka yang ada di wajah Hans. Wanita paruh baya itu memastikan lukanya tidak serius. "Apa ada luka lain?" tanyanya lagi.
Hans tanpa sadar menatap Lily.
Bangsal itu kecil, sehingga mereka pasti melihat Lily.
Seorang wanita yang duduk di ranjang dengan wajah pucat dan lelah, seluruh tangan kanan pun dibalut gips. Sayangnya, sikap mereka seperti tidak melihatnya.
Mata mereka hanya tertuju pada Hans yang terluka ringan.
"Ayah, Ibu, aku nggak apa-apa." Hans memberi isyarat pada Karina, berharap sang ibu bisa memperhatikan Lily.
Karina mengikut

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link