Bab 683
Aku menatapnya sambil tersenyum. "Ini bukan darahku, tapi ... darah Riris."
Raut wajah kakakku tiba-tiba berubah. "Apa yang kamu lakukan padanya?"
"Aku menusuknya dua kali untuk membalaskan dendam ibu kita. Haha, apa kamu senang, Kak?"
"Mei!" Kakakku berteriak dan hampir menangis, "Sudah aku bilang masalah ini nggak ada hubungan dengan Riris. Kenapa kamu melakukan ini? Kenapa?"
"Kamu membenciku? Kalau kamu membenciku, bunuh saja aku. Ibu sudah nggak ada, jadi aku bisa menemaninya."
"Kamu!"
Kakakku meremas bahuku erat-erat, matanya yang merah dipenuhi kesakitan.
Bella merasa cemas, menarik lengan kakakku sambil berteriak, "Apa yang kamu lakukan? Illias, lepaskan Mei. Dia adalah adikmu, adik kandungmu!"
Kakakku mendorongku lalu bergumam, "Aku nggak percaya Riris sudah mati. Sekarang aku akan mencarinya. Aku nggak percaya Riris sudah mati."
Kakakku masih bersikap baik padaku karena tidak mendorongku dengan keras.
Aku terhuyung beberapa langkah lalu berdiri tegap, tapi tiba-tiba semua yang

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link