Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 6

"Kakak kemarin waktu bersamaku ... belum putus, ya?" Nada suara Aurelius terdengar, tanpa disangka-sangka, mengandung sedikit rasa tersinggung. Aku tertegun sejenak. Sejujurnya, aku tidak menyangka Aurelius masih akan mengungkit hal ini. Aku menatap ke luar jendela. "Sudah putus sepihak." "Karena?" Tangan Aurelius yang menggenggam setir mengencang. "Selingkuh." Kebetulan lampu merah menyala. Separuh wajah samping Aurelius terbenam dalam cahaya dan bayangan, membuat garis wajahnya tampak makin tegas dan tampan. Sebenarnya baru saat mengucapkan kata selingkuh itu aku tersadar, karena siapa aku memutuskan hubungan dengan Andre. Kini Aurelius duduk di sisiku, jujur saja membuatku agak gelisah. Dan ada sedikit ... mungkin rasa bersalah. Kemarin, memang agak impulsif, aku bukan tipe orang seperti itu. Namun, tadi malam aku juga sudah bilang, kita hanya melibatkan tubuh, tidak melibatkan perasaan. Hanya naik ranjang saja, seharusnya Aurelius tidak akan menganggapnya serius, 'kan? Aku ini tipe orang yang lebih suka mengakhiri sebuah hubungan dengan bersih. Kata-kata yang terlalu menyakitkan tidak enak jika diucapkan siapa pun, jadi aku berharap Andre tahu diri sedikit. Soal memblokir semua kontaknya, seharusnya kemarin sudah kulakukan, entah kenapa malah kutunda sampai sekarang. Rekan-rekan kerja semua bilang aku gila kerja, memang benar begitu, kalau sudah kerja, aku lupa segalanya. Namun orang ini jelas sama sekali tidak menangkap maksudku. Aku sampai bertanya-tanya, dulu sebenarnya kenapa aku bisa menyukai Andre. Lembut, perhatian, keluarga harmonis, memberi rasa aman .... Barangkali, kekosongan yang melanda diriku sejak kecil telah menutupi sifat aslinya. Tak lama kemudian, telepon dari Lizania pun masuk. Lucu sekali, aku bahkan belum memutuskan kapan akan memberitahukan dirinya bahwa aku tidur dengan Aurelius, tetapi dia sendiri sudah terlebih dulu mencariku. Aurelius melihat layar ponselku. "Kak, itu telepon dari Lizania, nggak diangkat?" Aku menunduk dan menekan tombol terima, suara Lizania yang manja dan lembut terdengar di telingaku, "Yuni, tadi Andre menghubungiku. Kenapa kamu tiba-tiba minta putus? "Dia memintaku membujukmu, katanya kalau ada masalah dibicarakan baik-baik saja. Kita sudah dewasa, jangan nggak kekanakan, sedikit-sedikit ngomong putus, itu sangat menyakiti orang lain."

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.