Bab 345
Mario menjawab dengan ketus, "Kakak ipar saja nggak bilang, jadi aku juga nggak mau bilang!"
Lagi-lagi dia dipermainkan oleh adiknya.
Dari kecil hingga besar adiknya selalu bersikap berlebihan seperti ini!
Suasana hati Cakra sedang tidak baik, "Kesabaranku ada batasnya!"
"Kak, apakah aku ini adik kandungmu? Pasti aku anak yang kamu temukan di tumpukan sampah."
"Nah, itu kamu sudah tahu."
Mario marah besar, "Masa bodohlah. Aku ini adik kandungmu, coba saja suruh Kakak Ipar bicara kalau Kakak bisa, huh!"
Mario langsung memutuskan telepon dengan kesal. Dia benar-benar bertindak semena-mena!
Cakra meneleponnya beberapa kali, tetapi anak nakal itu tidak menjawab.
Dia menggosok pelipisnya dan mengirim pesan dengan marah, "Sudah merasa hebat ya?"
'Dasar anak nakal!'
Jangan-jangan Mario mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya, sehingga Nindi meragukan identitasnya?
Jantung Cakra serasa mau lepas.
Namun, dari ucapan Mario yang dia dengar, rasanya bukan itu yang terjadi.
Cakra pun keluar setela

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda