Bab 775
Nindi menyadari bahwa dia telah salah berbicara, kemudian dia bergegas mengalihkan topik pembicaraan. "Eh ... sudah malam, aku tutup dulu, ya."
Dia segera menutup telepon. Begitu teringat apa yang telah diucapkannya, dia tak kuasa menahan diri untuk mengangkat tangan dan menutupi wajahnya sendiri.
Barusan itu dia gila, ya!
Kenapa dia jawab begitu sih?'
Nindi menggulingkan badan di atas tempat tidur. Ponselnya berdering sekali, dia membenamkan wajah ke bantal, merasa enggan untuk menemui siapa pun.
Namun, ponselnya kembali berdering, sepertinya ada pesan masuk.
Setelah menunggu beberapa saat, barulah Nindi meraih ponselnya dan menyalakannya. Dia mendapati bahwa pesan itu dikirim oleh Cakra.
"?"
"Aku bisa dukung semua keputusanmu, kecuali yang barusan, nggak bisa."
Ada dua pesan masuk.
Setelah membaca pesan yang terakhir, Nindi kembali mengunci layar ponselnya, tanpa niat untuik membalasnya.
Masalahnya, dia tidak tahu harus membalas seperti apa.
Barusan, dia hanya berniat untuk bergurau.

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda