Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 3

Setelah sadarkan diri, dia melihat tatapan mengejek Steven. "Wulan, kamu licik sekali, bisa-bisanya menggunakan cara ini untuk menjeratku." "Tapi, kuberi tahu satu hal, aku nggak akan terjebak dalam perangkapmu!" "Kamu sudah merawatku selama tiga tahun, Keluarga Lesmana juga sudah menampung kamu dan ayahmu yang nggak berguna itu, jadi ini adil. Jangan menginginkan sesuatu yang bukan milikmu." Setelah selesai berbicara, Steven berbalik dan pergi, tanpa memperhatikan wajah Wulan yang pucat dan air matanya yang hampir jatuh dari pelupuk matanya. Setelah Steven pergi, Bu Mia segera datang. Saat melihat Wulan yang hanya ada perban di kepalanya, Bu Mia langsung melayangkan satu tamparan. "Dasar pelacur, aku menyuruhmu membawa Steven pulang, tapi kamu malah membuat keributan sebesar ini. Kenapa? Kamu nggak bisa hidup tanpa Steven?" "Bisa-bisanya kamu punya rencana selicik ini?" Wulan terkena gegar otak karena hantaman botol di kepalanya, ditambah lagi, Bu Mia menampar wajahnya, akibatnya kini kepalanya terasa pusing. Dia menatap ponsel yang dilemparkan Bu Mia ke tempat tidur. Video itu menampilkan adegan saat dia mengadang botol minuman yang jatuh untuk Steven, diiringi dengan tajuk: [Menyelamatkan suami demi cinta. Rumor perpisahan pasangan Keluarga Lesmana terbantahkan dengan sendirinya]. Namun, berita yang beredar mengatakan bahwa semua kejadian itu hanyalah skenario yang dibuat oleh Wulan untuk mempertahankan hubungannya dengan Steven. Pelaku yang memukul kepala Wulan juga mengatakan bahwa Wulan yang menyuruhnya berbuat seperti itu. "Nona Wulan mengatakan, setelah dia berhasil menjadi istri Steven, dia akan memberi saya imbalan sebesar enam miliar." Bu Mia tersenyum sinis, lalu mengangkat dagu dengan angkuh. "Aku sudah memberimu kesempatan, tapi kamu sia-siakan, apa boleh buat." "Sekarang ambil ponselmu dan buat pernyataan, akui semuanya." Wulan menggenggam erat seprai. Beberapa saat kemudian, dia mengangkat kepala. "Kalau aku ikuti keinginanmu dengan membuat pernyataan di media sosial, kamu akan mengizinkan aku dan ayahku pergi?" Bu Mia berkata sambil tersenyum sinis, "Wulan, apa yang kamu pikirkan? Kita sudah sepakat tunggu tiga bulan, nggak boleh kurang satu hari bahkan satu menit pun." Wulan mengeluarkan ponsel dan menunjukkan unggahan pernyataan yang telah diedit kepada Bu Mia. Bu Mia memandang wajah tenangnya sambil tersenyum bahagia. "Wulan, sebenarnya terkadang aku suka dengan kecerdasanmu, tapi sayangnya, kamu bukan berasal dari keluarga kaya. Di dunia ini, status menentukan segalanya." Setelah selesai bicara, Bu Mia berbalik dan pergi. Saat berpapasan tidak sengaja dengan Pak Vito, Bu Mia tersenyum padanya. "Vito, kamu punya putri yang baik." Setelah Bu Mia pergi, Pak Vito bertanya pada putrinya dengan mata berkaca-kaca, "Apa kamu baik-baik saja?" Wulan tersenyum dan menggelengkan kepala. Saat ingin mengatakan sesuatu, dia melihat ayahnya mengernyit sambil memukul lutut, Wulan kasihan melihatnya. Tiga tahun lalu, setelah Steven sadar dan mendapati dirinya buta, dia sangat marah. Dia menyuruh Pak Vito mengantarnya menemui teman yang balapan dengannya, tetapi di tengah jalan Steven tiba-tiba mengamuk dan bersikeras merebut kemudi mobil. Untuk menyelamatkannya, Pak Vito membanting setir ke kanan. Steven tidak terluka, tetapi kaki Pak Vito terjepit parah. Karena terjepit terlalu lama, kakinya mengalami cedera permanen, sehingga jalannya agak pincang, tidak bisa berjalan terlalu lama, dan tidak boleh terkena dingin atau udara lembap. Saat itu, Pak Vito mengajukan pengunduran diri, tetapi ditolak oleh Pak Anton. "Kamu masih muda. Kalau kamu mengundurkan diri, kamu kerja apa?" "Tinggal di sini, aku yang akan menghidupi kamu dan Wulan." Pak Vito sangat terharu, sementara Pak Anton menepati janjinya, memberikan tugas yang sangat ringan kepada Pak Vito. Selain itu, di Keluarga Lesmana, yang bisa memerintah Pak Vito, hanya Pak Anton. Pada malam hujan itu, Bu Mia meminta Pak Vito untuk mengantar Wulan ke bar, itu adalah cara untuk menegur mereka berdua. Bu Mia adalah istri Pak Anton, otomatis dia berhak memerintah pelayan Keluarga Lesmana. Wulan menggigit bibir bawahnya, apakah dia harus menjalani hari-hari seperti ini selama tiga bulan? Selama tiga tahun, Wulan tidak pernah berpikir untuk pergi. Dia mengira seumur hidupnya akan terperangkap dalam lumpur busuk yang diciptakan sendiri oleh Steven untuknya. Jadi, Wulan pun membiarkannya. Namun, saat pesta pertunangan, rasa jijik terang-terangan yang ditunjukkan Steven justru membuatnya melihat secercah harapan untuk bisa pergi. Karena Steven terlihat begitu membencinya, Wulan yakin bahwa Steven jadi orang pertama yang mengusirnya. Bahkan, Bu Mia juga mengatakan, setelah tiga bulan, dia boleh meninggalkan rumah Keluarga Lesmana. Namun, dia tidak menyangka bahwa menanti harapan jauh lebih berat dibandingkan menanti kematian. Wulan tidak bisa berdiam diri dan menunggu. Dia harus memikirkan cara untuk menyelamatkan dirinya sendiri dan ayahnya, meninggalkan rumah Keluarga Lesmana secepat mungkin. Tanpa disangka, ternyata kesempatan yang diharapkan Wulan datang lebih cepat.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.