Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 5

Ketika Wulan tiba di tempat kejadian, polisi juga sudah datang. Setelah mengetahui bahwa dia adalah keluarga korban, mereka segera meminta keterangan darinya. Namun, makin lama Wulan mendengarkan, dia makin merasa ada yang tidak beres. Apa maksudnya hanya ada ayahnya di dalam mobil? Apa maksudnya ayahnya tidak pulang tengah malam, melainkan hanya berputar-putar di jalan selama empat jam? Apa maksudnya ayahnya tidak menginjak rem saat mobil lepas kendali? Wajah Wulan makin pucat, lampu ruang operasi juga padam pada saat itu. Dia merasa cemas saat melihat dokter yang keluar dari dalam, lalu melihatnya sambil menggelengkan kepala. Langit Wulan seketika runtuh. Dokter melepas masker dan berkata bahwa lutut korban sebelumnya pernah terluka, sehingga tidak bisa berdiri atau duduk terlalu lama. Jika dipaksakan, akan mudah terjadi penumpukan darah yang menyebabkan kelumpuhan dan kekakuan sementara. "Mungkin ini adalah alasan korban nggak menginjak rem." Polisi mengernyitkan dahi, menatap Wulan dengan wajah tidak puas. "Kamu nggak tahu korban memiliki masalah pada lututnya?" Melihat Wulan tidak berbicara, dokter pun mengerti. "Kalian benar-benar nggak bertanggung jawab, bagaimana kalau dia menabrak orang lain ... " Sebelum dokter selesai bicara, Wulan sudah berlari keluar. Wulan bergetar saat menelepon Pak Anton, dia ingin menanyakan dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi. Sekarang, Wulan tidak peduli lagi dengan ancaman Bu Mia dan Steven. Dia hanya ingin mengerti alasan Keluarga Lesmana masih mempersulitnya dan ayahnya padahal dia sudah menuruti keinginan Keluarga Lesmana. Tidak lama kemudian, telepon tersambung, terdengar suara Pak Anton yang sangat mengantuk dari ujung telepon. Mendengar itu, Wulan tertegun. "Pak Anton masih tidur?" "Ayah saya meninggal." Pak Anton segera tiba di rumah sakit dengan wajah yang suram. "Jelaskan padaku, kapan aku menyuruh ayahmu menjemputku?" Wulan memberi tahu Pak Anton secara singkat tentang percakapannya dengan Pak Vito pada malam itu. Setelah menjelaskan, emosi Wulan makin tidak terkendali. "Kalau bukan perintah Anda, bagaimana mungkin ayah saya mau keluar pukul 12 malam? Bukankah ayah saya hanya mau mendengarkan perintah Anda?" Wulan tiba-tiba menutup mulut, sebenarnya ada anggota Keluarga Lesmana lainnya yang bisa memerintah ayahnya. Saat melihat ekspresi aneh Wulan, Pak Anton menghubungi seseorang dan meminta orang itu menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi semalam. Perawat bergegas menghampiri mereka dan memberikan sebuah ponsel kepada Wulan sambil berkata, "Ini ponsel milik Almarhum, seseorang terus meneleponnya." Wulan merebut telepon itu. Setelah mengangkat telepon, wajahnya langsung memucat. [Kalau kamu nggak segera datang, aku akan menghubungi putri kesayanganmu. Oh, kasihan sekali, padahal luka di kepalanya belum sembuh, dan harus bolak-balik seperti ini.] Suara angkuh Cindy terdengar dari ujung telepon. Hati Wulan terasa sakit sekali. Kemudian, dia berteriak di telepon, "Cindy, ternyata kamu yang menyuruh ayahku keluar!" Suara di ujung telepon hening selama beberapa detik. Cindy tidak menyangka bahwa Wulan yang mengangkat telepon ini. Cindy berkata dengan nada tidak senang, [Aku sudah menunggu di depan selama beberapa menit, tapi ayahmu kok belum datang sih? Wulan, cepat ke sini. Kalau nggak ... ] "Ayahku sudah meninggal, dia meninggal karena mengalami kecelakaan ... " Wulan berkata dengan suara bergetar, "Kamu puas sekarang?" Terdengar suara makian "Sial" dari ujung telepon. Wulan mendengar dengan jelas Cindy berkata, [Sial sekali. Padahal aku baru pulang, sepertinya orang tuaku akan mengirimku kembali ke luar negeri. Steven ... ] Ekspresi wajah Pak Anton sangat suram dan menakutkan, jelas dia juga mendengar percakapan di telepon itu. "Bukankah tunangan Steven itu kamu? Kenapa dia bersama Cindy tengah malam begini?" Wulan menundukkan kepala, suaranya bergetar menahan tangis. "Setelah mata Steven sembuh, dia nggak ingin bertunangan denganku. Bu Mia juga merasa saya nggak pantas untuk Steven. Saya dan Ayah ingin pergi, tapi Bu Mia melarang." "Andai saya dan Ayah pergi sejak dulu, Ayah nggak akan mengalami kecelakaan ini ... tapi saya masih nggak mengerti, kenapa Bu Mia melarang saya pergi?" Pak Anton tertawa dingin. Orang lain mungkin tidak mengerti, tetapi dia memahami istrinya. "Dia melakukan itu tentu saja demi menjaga reputasi, agar orang-orang merasa dia dermawan, bijaksana, dan baik hati." "Kamu telah merawat Steven selama tiga tahun, semua orang tahu itu. Kalau Steven sembuh dan kamu langsung meninggalkan Keluarga Lesmana, orang-orang akan mencemoohnya hanya memanfaatkan kamu, lalu mengusirmu setelah nggak membutuhkanmu." "Aku seharusnya nggak memercayai kata-katanya sejak awal. Demi menghindari Steven dihina sebagai anak haram, aku menikahinya dan membawa mereka tinggal di rumah Keluarga Lesmana." Wulan mengerti. Tidak heran jika Bu Mia marah kepada ayahnya karena mengajukan pengunduran diri kepada Pak Anton, ternyata semua yang dilakukan Bu Mia selama ini disembunyikan dari Pak Anton. Wulan mengunci pintu ruang perawatan, menarik tirai dengan rapat, lalu berdiri membelakangi Pak Anton, dan melepas pakaiannya. Anton terkejut, dia melihat punggung Wulan penuh dengan bekas luka yang sangat mengerikan. Wulan mengenakan pakaiannya kembali, lalu berbalik menatap Anton sambil berkata, "Sekarang Anda tahu alasan Steven hanya mau mendengarkan saya selama tiga tahun?" "Karena saya penurut, mudah diatur, dan status saya rendah." "Setelah Steven mengalami kebutaan, mentalnya terganggu. Dia nggak ingin orang lain melihatnya marah, jadi dia melampiaskan semua kemarahannya pada saya. Setelah suasana hatinya membaik, baru kemudian dia mau minum obat." Dada Anton naik turun tak menentu. "Kamu 'kan bisa menolak, atau kamu bisa cari aku ... " Sebelum selesai bicara, Wulan berlutut di hadapan Anton. "Nggak, Pak Anton. Saya nggak ingin membahas masa lalu. Satu-satunya yang saya inginkan sekarang adalah meninggalkan Keluarga Lesmana. Pak Anton, bisakah Anda mengantar saya dan ayah saya pergi?" "Selain itu, bisakah Anda rahasiakan hal ini dari Pak Steven dan Bu Mia?"

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.