Bab 76
Arvin meliriknya dengan tatapan dingin dan serius.
Elan langsung sadar suasananya serius, jadi segera menarik senyumnya kembali, "Ada apa?"
Arvin tidak menjawab. Elan yang melihat suasana hati Arvin yang tidak bagus, berdiri dan berkata, "Ayo, minum dikit?"
Putaran pertama, Arvin tetap sadar.
Putaran kedua, Arvin masih sadar.
Bukti nyatanya adalah setiap kali Elan tanya sesuatu, Arvin diam seribu bahasa, mulutnya dikunci rapat.
Elan menemukan, tiap beberapa saat, Arvin akan melirik ponselnya.
Lalu setelah beberapa gelas lagi, dia membuka kontak Nadine, menatap layar lama sekali, seolah dengan melihat lebih lama, Nadine akan menelepon balik.
Elan, "..."
Dasar keras kepala.
Elan tidak tahu apa yang terjadi antara Arvin dan Nadine, tapi akhirnya dia memutuskan menelepon Nadine.
"Kakak Ipar, aku Elan," katanya. "Kak Arvin mabuk, bisa tolong datang jemput dia nggak?"
"Aku dan dia ...." Nadine mengerutkan alis. "Sekarang aku nggak bisa datang."
Dia tidak yakin sejauh mana teman-teman Arvin t

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda