Bab 558
Bahkan kali ini lebih parah.
Pintu kamar pun dibuka dan Albert bertanya, "Vanesa? Vanesa, kamu sudah bangun ... "
Aku sama sekali tidak bisa bergerak, yang bisa kudengar hanyalah langkah kaki Albert yang berjalan terpincang-pincang menghampiri tempat tidurku.
Dia meletakkan sesuatu dengan susah payah, lalu berjalan ke pinggir tempat tidur.
Dia menyentuh dahiku.
Namun, sontak terkejut saat merasakan betapa panasnya suhu tubuhku.
"Bagaimana kondisimu, Vanesa?"
Albert bergegas memapahku duduk.
Aku menatapnya dengan datar dan diam-diam menangis.
Ekspresi Albert pun berubah. "Vanesa, kamu kenapa? Kamu nggak enak badan?"
"Antarkan aku ... bertemu dengan orang tuaku ... Ayahku ... " ujarku dengan susah payah.
Aku tidak punya tenaga untuk menyelesaikan ucapanku, aku memejamkan mata dan membiarkan virus dalam tubuhku merajalela.
Aku juga tidak tahu sakit apa.
Yang jelas, aku demam tinggi sampai kejang dan pingsan, lalu setelah itu barulah aku sedikit sadar.
Saat sadar, aku melihat wajah Albert

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda