Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 7

Saat mendengar suara itu, ekspresi Juan berubah menjadi kesal. Wenny memanfaatkan momen ini untuk melepaskan diri dari pelukan Juan. Wenny mundur beberapa langkah, kemudian seorang pria menarik dan memeluknya. Wenny mendongak dan melihat wajah Yonan. Juan merasa tidak senang. Ketika melihat Yonan, ekspresinya berubah. Saat bertemu di rumah sakit, Juan tidak mengenali Yonan. Namun, setelah melihat berita, barulah dia mengetahui bahwa orang ini adalah pewaris utama Keluarga Fanuel. Yonan adalah orang yang penuh misteri dan jarang muncul di depan publik. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, setelah mewarisi Keluarga Fanuel, perusahaan mereka telah berkembang menjadi seratus cabang lebih dan kekuatannya tidak bisa dianggap remeh. Keluarga Sendrata bahkan masih kalah jauh dengan Keluarga Fanuel. Juan menatap ke arah tangan Yonan, dia pun menjadi curiga. "Wenny, kamu masih nggak mengaku telah selingkuh? Kamu bilang nggak suka pria kaya, tapi diam-diam kamu merayu pria kaya? Kamu pikir bisa menjadi menantu Keluarga Fanuel?" Juan melontarkan kata-kata pedas yang menusuk hati Wenny. Wenny merasa sedih. Kenapa dulu dia bisa terpikat dengan pria seberengsek Juan? Ucapan dan tindakan pria itu membuatnya muak! Yonan menjawab santai, "Pak Juan tega sekali merendahkan mantan pacarmu? Kelihatannya, kamu sudah nggak mencintainya lagi." Juan mendengus dengan wajah muram. Juan melangkah mendekat. Jarang ada kesempatan mengobrol dengan Pak Yonan, jadi Juan tidak mau melewatkan kesempatan ini. "Pak Yonan, kamu tahu sendiri, 'kan? Anak orang kaya seperti kita ini, pacaran hanya untuk main-main saja. Memangnya bisa menikah dengan wanita di luar kalangan kita?" "Tapi sebagai mantan pacar Wenny, Pak Yonan, aku mau menasihatimu satu hal. Wenny orangnya membosankan. Pacaran dengannya hanya membuang-buang waktu." "Dia terlalu jual mahal, juga menolak berhubungan badan sebelum menikah." Juan berbicara dengan nada meremehkan. Setiap kata yang dia ucapkan sama sekali tidak menunjukkan rasa hormat terhadap Wenny. Mata Wenny berkaca-kaca. Dia sudah tidak bisa menahan emosinya. "Plak!" Wenny tiba-tiba mengangkat tangannya, kemudian menampar Juan. Wajah Juan langsung miring ke samping, terasa sakit sekali. Juan menelan ludah sambil menggigit bibir. Ketika melihat Wenny, wajahnya terlihat suram. "Wenny, beraninya kamu menamparku?" "Aku nggak akan diam saja melihat sikapmu ini!" Ketika Juan hendak menarik tangan Wenny, Yonan segera menghentikannya! Saat itu, persaingan antar pria terasa kuat. Meskipun Juan tidak mau ribut dengan Yonan di depan umum, sebagai anak Keluarga Sendrata, Juan juga tidak mau kalah! Namun, meskipun dia berusaha keras melawan, Yonan tetap tidak melepasnya. Wenny melihat ke arah Yonan, bahkan dia bisa melihat garis otot di lengan Yonan. Tubuhnya terlihat maskulin. Juan akhirnya mengaku kalah, wajahnya terlihat agak malu. Yonan berkata, "Apa Pak Juan nggak malu kasar pada seorang gadis?" Saat ini, rumah sakit sedang ramai. Mereka bertiga menjadi pusat perhatian umum. Orang-orang yang lewat hampir semuanya berhenti atau sering menoleh, suara bisikan juga makin banyak terdengar. "Wah, ternyata ada dua pria yang bersaing demi seorang wanita. Beruntung sekali gadis itu, jadi rebutan dua pria tampan!" "Gadis itu cantik, nggak heran kalau dia diperebutkan dua pria tampan." "Aku penasaran, siapa yang akan dipilih gadis itu." Kata-kata itu terdengar di telinga Wenny. Kedua tangan Wenny mengepal dan pikirannya menjadi kacau. Jika terus berada di sini, orang-orang akan jadi salah paham. Dia juga tidak mau berdebat terus dengan Juan. Wenny menarik napas dalam-dalam dan berkata kepada Yonan, "Pak Yonan, lebih baik kita pergi." Mendengar kata-kata itu, kemarahan Juan semakin besar. "Wenny, sekarang kamu sudah nggak akting lagi?" Wenny tidak tahan lagi, kemudian berkata, "Juan, memangnya kita masih pacaran? Apa hakmu mempertanyakan kehidupan pribadiku?" Tatapan Wenny terlalu dingin, membuatnya merasa sakit. Juan mengernyit, seharusnya bukan seperti ini. Mereka pacaran selama tiga tahun. Kelemahan Wenny adalah terlalu mengutamakan kepentingan Juan. Mereka sekarang sudah putus. Bagaimana bisa Wenny melupakannya secepat ini? Wenny seharusnya merasa kehilangan karena Juan tidak berada di sampingnya lagi, kemudian datang memohon kepada Juan sambil menangis. Suasana menjadi tegang. Yonan langsung menepis tangan Juan, membuat pria itu kehilangan keseimbangannya dan mundur dengan sempoyongan. Dia melirik Wenny sambil menjawab, "Terserah kamu." Sikapnya terhadap Wenny dan Juan jelas sangat berbeda. Juan bisa melihat sisi kelembutan yang ditunjukkan Yonan. Juan mengepalkan tangan. Jika Yonan tertarik pada Wenny, dia tidak akan membiarkannya Wenny pergi tanpa menoleh. Ketika dia keluar dari rumah sakit bersama Yonan, tubuhnya seolah-olah telah kehilangan semua kekuatan, suaranya menjadi lemah. "Terima kasih atas bantuanmu hari ini, Pak Yonan." Yonan menyipitkan mata. "Saat berterima kasih, seharusnya kamu menatap aku, 'kan?" Entah kenapa wajah Wenny merona merah. Wenny tidak ingin berpikir terlalu jauh. Yonan berasal dari keluarga terhormat, orang yang seharusnya tidak dia kenal. Apalagi setelah pengalaman pacaran dengan Juan. Wenny belajar bahwa dua orang yang berasal dari status berbeda bukanlah cinta sejati. Wenny tidak peduli, apakah Yonan tertarik padanya atau punya tujuan lain. Wenny tidak mau terlibat lagi. Wenny masih menunduk. "Pak Yonan, status sosial kita berbeda. Aku ingin berterima kasih karena Pak Yonan menolongku beberapa kali, tapi kurasa Pak Yonan sibuk." "Aku juga nggak punya cara lain untuk membalas budi Pak Yonan. Jadi, aku berpikir menggunakan ilmu kedokteranku saja. Pak Yonan, kalau kamu merasa nggak enak badan, silakan hubungi aku." Di luar itu, mereka tidak ada hubungan apa-apa. Yonan mengernyit dan berpikir, "Dia ingin jaga jarak denganku?" Namun, Yonan memang tidak punya perasaan apa pun terhadap Wenny. Dari awal, dia membantu Wenny juga demi menghindari beberapa masalah di kemudian hari. Yonan berkata dengan acuh tak acuh, "Oke, tapi kamu masih utang satu bantuan kepadaku." Setelah itu, sebelum Wenny menjawab, Yonan sudah pergi. Kini, Wenny berdiri seorang diri dan kesadarannya pun kembali. Wenny segera meninggalkan rumah sakit. Setelah menemukan firma hukum yang memiliki reputasi baik, Wenny dengan santai membuat janji untuk bertemu dengan seorang pengacara. Ketika diantar ke ruang tamu, Wenny mengeluarkan rekaman suara di ponselnya. Suara makian dan peringatan dari direktur rumah sakit langsung menggema di ruangan. Setelah mendengarnya, pengacara itu mengernyit. "Nona Wenny, apa ini suara Direktur Rumah Sakit Yunara?"

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.