Bab 82
Wenny tak tahan dan mengerang pelan, membuat para pria itu tertawa dengan tatapan cabul. "Tsk tsk, suaranya lumayan menggoda. Nanti teriaklah lebih keras lagi, supaya kami makin bersemangat, paham?"
Pria berjanggut itu membuka sabuknya, membuat celananya menjadi longgar, dan di balik celana itu tampak banyak ruam merah di kulitnya.
Hanya dengan melihat pemandangan itu, tubuh Wenny langsung terasa dingin sampai ke tulang.
Saat ini dia benar-benar yakin bahwa pria-pria ini sakit.
Sangat kotor dan menjijikkan.
Wenny menggigit bibirnya erat-erat, rasa perih dan keputusasaan yang menyayat membuatnya hampir tak bisa bernapas.
Kayla benar-benar ingin menghancurkannya tanpa ampun.
Jika dia jatuh di tempat ini, maka seluruh sisa hidupnya juga akan hancur total.
Kedua tangan Wenny terikat di belakang, namun saat dia sedikit menggeser tubuhnya, tanpa sengaja dia menemukan sebuah pisau bedah yang jatuh dari saku. Menyadari itu, Wenny segera menggunakan tubuhnya untuk menutupi benda tersebut.

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda