Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 87

Wenny mengangguk sedikit. "Kenapa kamu pikir aku akan setuju? Kamu sudah mencelakaiku, tapi aku harus bantu kamu? Itu nggak masuk akal." Pria berjanggut itu langsung kelihatan emosi. Dia menggoyang-goyangkan rantai tangan yang membelenggunya, sambil memegang meja dengan keras. "Wenny, aku juga nggak punya pilihan. Kalau bukan karena anakku yang hampir mati, aku nggak akan mencelakaimu!" "Aku memang sampah, manusia hina, tapi anakku nggak salah. Ibunya nggak mau dia sejak lahir, dan aku nggak pantas jadi ayahnya. Aku cuma mau kamu selamatin dia!" "Sebagai dokter, kamu pasti nggak akan membiarkan seorang anak kecil mati, 'kan?" Meskipun Wenny tidak menyukai pemaksaan moral seperti ini, dia tetap tersentuh saat melihat air mata yang menggenang di sudut mata pria berjanggut itu. Wenny mulai merasa iba, dan bibirnya semakin terkatup rapat. Pria itu memang pantas dihukum, tetapi anaknya tidak. Melihat tatapan pria berjanggut itu yang penuh harap, setelah diam sejenak, Wenny akhirnya berkat

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.