Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 9

Meskipun jarang berinteraksi dengan mereka, saat ini kondisi Wenny sedang terdesak. Mungkin mereka satu-satunya orang yang bisa membantunya. Wenny mengetuk pintu dengan keras. Tidak lama kemudian, pintu segera dibuka dari dalam, seorang pria mengenakan kaus tanpa lengan, di belakangnya juga ada seorang gadis. "Dokter Wenny? Ada apa?" tanya gadis itu duluan dengan ramah. Wenny memohon, "Bisakah kalian bantu mengusir pria itu?" Juan mengejarnya dan ingin menyeret Wenny kembali ke rumah. Kebetulan, pacar gadis itu adalah seorang pelatih kebugaran yang bertubuh kekar. Pria itu langsung maju dan berdiri di depan Wenny. Saat melihat Juan, pria itu tidak takut. Sambil mengepalkan tangan, pria itu berkata, "Apa yang mau kamu lakukan terhadap Dokter Wenny?" Langkah Juan terhenti. Saat melihat Wenny berlindung di belakang pria itu, wajah Juan terlihat kesal. "Dia adalah pacarku. Apa pun yang aku dan pacarku lakukan, nggak ada hubungannya sama kalian." "Benarkah? Tapi, kamu kelihatan mau main tangan terhadap Dokter Wenny." Pria itu sudah maju dan menarik kerah Juan. Tubuh Juan saat ini terangkat ke atas! Juan merasa kesal, amarahnya meluap hingga ke ubun-ubun. "Wenny, kamu yakin memaksaku bersikap kejam padamu. Aku beri kesempatan terakhir. Kalau kamu masih keras kepala, aku akan membuatmu nggak bisa praktik seumur hidup!" Setelah mendengar kata-katanya, Wenny tersenyum sinis. Dulu Juan sangat memanjakan dan menghiburnya, tidak disangka kini pria itu memakinya. Ini bagaikan mimpi buruk bagi Wenny! Pria itu mengusir Juan. Kemudian, suasana di koridor menjadi tenang kembali. Gadis itu mengkhawatirkan kondisi Wenny. "Dokter Wenny, apa kamu baik-baik saja? Bagaimana kalau duduk dulu di dalam?" Wenny menggelengkan kepala. Sekarang dia sudah tahu sifat asli Juan, Wenny tidak mau sedih karena pria itu. Wenny berkata dengan suara pelan, "Terima kasih atas bantuan kalian. Aku akan membalas kebaikan kalian." Setelah selesai bicara, Wenny kembali ke rumah. Untungnya, malam itu Wenny tidak mengalami mimpi buruk. Hujan turun sepanjang malam, dan keesokan harinya, cuaca kembali cerah. Wenny mencoba mendatangi firma hukum yang letaknya jauh. Dia mengira pengacara di sana tidak akan dipengaruhi oleh Juan. Tanpa disangka, semua firma hukum yang dia datangi, semuanya menolak. Wenny merasa putus asa. Dia berjalan tanpa memedulikan sekelilingnya. Hingga sebuah mobil berhenti di depan Wenny, Wenny menunduk, kemudian mundur. Tidak disangka, orang dalam mobil membuka pintu. "Nona Wenny." Wenny tertegun. Dia mendongak ke arah suara itu. Dia melihat bahwa orang itu adalah asisten Yonan. Wenny berteriak kaget, "Kamu mencariku?" "Hasil DNA sudah keluar. Pak Yonan sedang menunggumu sekarang." Mendengar itu, Wenny merasa gugup. Hasil DNA-nya sudah keluar ... Jadi, apa benar dia adalah putri Bu Helen? Tanpa ragu, Wenny masuk ke mobil dan pergi. Ketika diantar menemui Yonan, pria yang mengenakan setelan jas dan memiliki sepasang mata hitam itu sedang duduk. Auranya terasa mengintimidasi. Dengan mata berbinar, Wenny bertanya, "Pak Yonan, katanya hasil tes DNA sudah keluar. Aku ingin tahu ... " Sebelum Wenny selesai bicara, Yonan menyela. "Tenang dulu." Ekspresi Wenny membeku. Dia menatap Yonan lagi, kemudian bertanya, "Pak Yonan, apa yang sebenarnya kamu inginkan?" Yonan berulang kali mendekatinya, apa tujuan dia sebenarnya? Melihat wajah keras kepala gadis kecil itu, Yonan akhirnya menyunggingkan senyum. Kemudian, dia bertanya dengan wajah tenang. "Apa kamu tertarik untuk menikah?" Otak Wenny berdengung keras, hampir tidak percaya apa yang baru saja didengarnya. "Menikah?" "Untuk dipermainkan oleh orang kaya ini?" cibir Wenny dalam hati. Wenny menjawab dengan tersenyum, "Pak Yonan, lelucon ini nggak lucu." Saat melihat reaksi penolakan Wenny, Yonan berkata, "Tenang saja, kita hanya menikah kontrak. Aku membutuhkan seorang istri untuk membantuku menyelesaikan satu masalah." "Setelah melihat hasil tes DNA, kamu nggak bisa menolak." Setelah selesai bicara, Yonan menyerahkan hasil tes DNA kepada Wenny. Wenny terkejut saat membaca hasil tes DNA. Probabilitas hubungan darahnya dengan Bu Helen adalah 99,99% ... Wenny terkejut. Dia menggenggam ujung bajunya, matanya juga berkaca-kaca. Ternyata dia benar-benar adalah putri kandung Keluarga Sondika! Ketika melihat Wenny menangis, anehnya, hati Yonan menjadi terenyuh. Pria itu mengernyit sambil menghiburnya. "Kamu adalah putri kandung Keluarga Sondika. Kedua keluarga memang menjodohkan kita. Wenny, aku bukannya memaksamu untuk menikah denganku, tapi memang kita sudah dijodohkan." Wenny merasa tekanan dalam hatinya, lalu berkata dengan suara pelan, "Apa Keluarga Sondika mau mengakuiku?" Yonan menjawab dengan tersenyum, "Kamu meragukan dirimu sendiri? Keluarga Sondika mengunggah berita tentang putri mereka yang hilang selama 23 tahun, kamu pikir mereka nggak mau kamu kembali?" Pria itu perlahan mendekat. Sepasang mata hitamnya tampak tenang. Bahkan, suaranya juga terdengar serius. "Wenny, menikahlah denganku. Nanti aku akan membantumu menyelesaikan masalah yang kamu hadapi saat ini." Entah kenapa Wenny tidak berani menatap Yonan. Pria seperti Yonan biasanya menyembunyikan ancaman yang tidak terlihat. Mereka tidak pernah saling mengenal, tiba-tiba harus menikah, bagaimana mungkin Wenny tidak curiga? Saat berpacaran dengan Juan selama tiga tahun, Wenny masih dibohongi. Apalagi menikah dengan Yonan? Apakah Yonan tulus? Wenny bertanya sambil meremas ujung jari, "Kenapa harus aku?" Yonan melihat Wenny bersikap waspada, pria itu menjawab, "Pernikahan kita sudah diatur keluarga, aku nggak bisa membatalkannya." "Aku tahu bahwa Keluarga Fanuel adalah keluarga konglomerat di Kota Yunara. Apa kamu janji nggak akan menyakitiku maupun keluargaku?" Yonan mengangguk. "Apa aku menyeramkan?" "Satu lagi, Juan terus mengganggumu. Kamu nggak mau membalasnya?" Yonan menyentuh titik kelemahan Wenny, membuat hati Wenny goyah. Bohong kalau mengatakan hatinya tidak goyah. Kondisi saat ini berada di jalan buntu, tidak ada yang bisa membantunya. Juan juga mengatakan bahwa dia akan membuat Wenny tidak bisa praktik sebagai dokter seumur hidup. Jika tidak menikah dengan Yonan, apa Wenny punya jalan lain? Setelah terdiam lama, akhirnya Wenny menjawab, "Baiklah." "Bagus. Nanti aku akan melamarmu." Malam harinya, hasil tes DNA diserahkan kepada Bu Helen! Selama proses berjalan, Kayla tidak dapat mengakses laporan ini. Dia tidak bisa memanipulasi hasil tes DNA itu. Ketika membaca hasil tes DNA, Kayla merasa emosi. Dia mengepalkan tangan dengan erat. Ketika Bu Helen membaca hasilnya, air matanya mengalir. "Dia benar-benar adalah putriku. Akhirnya, aku menemukan putriku." Selama 23 tahun, betapa susahnya menemukan putri mereka! Kata-katanya merupakan pukulan berat bagi Kayla. Seketika itu juga, ekspresinya berubah muram, bahkan kukunya sampai melukai telapak tangannya. Bu Helen masih tenggelam dalam kebahagiaan dan tidak memperhatikan suasana hati Kayla. Bu Helen segera memanggil kepala pelayan untuk menyiapkan mobil. "Pak Tono, siapkan mobil. Aku mau jemput Nona Besar pulang." Kayla ragu sejenak. Kemudian, dia menggenggam tangan Bu Helen sambil berkata, "Ibu, aku juga ikut bahagia, tapi Wenny hampir membunuh Ayah. Kalau Ayah bangun dan mengetahui bahwa putrinya seperti itu ... "

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.