Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 62

Ada dua cangkir di tangan Daniel, yang satu bentuknya mulus dan simetris, satunya lagi miring dan jelek sampai bisa bikin orang marah hanya dengan sekali lihat. "Cepat juga sudah jadi?" tanyaku. Aku mengambil salah satu cangkir dari tangan Daniel. Makin kulihat, makin jelek saja bentuknya. Daniel menoleh sekilas ke arah Theo, lalu berkata dengan tidak senang .... "Kalau nunggunya lebih lama lagi, istriku bisa-bisa pergi sama orang lain." Aku hampir tertawa, sepertinya Daniel sempat mendengar percakapanku dengan Theo tadi. Aku menarik sedikit ujung bajunya dan berkata. "Setahuku kamu 'kan suka teh, ya? Yuk, kita lihat-lihat kedai teh Pak Theo sebentar," ajakku. Akhirnya, Daniel pun tidak kuasa menolak permintaanku dan mengangguk setuju. Awalnya aku kira kedai teh Theo terletak di pojok jalan yang tenang, jauh dari keramaian. Namun, ternyata dia menunjuk sebuah bangunan kecil tepat di samping alun-alun. "Itu kedai tehku," kata Theo. Di depan kedai, hanya ada satu huruf besar dalam aksara

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.